Golkar Riau - Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Riau, Syamsuar-Mawardi [SUWAI] terus menunjukkan kenaikan dukungan dari warga Kota Pekanbaru, Riau. "Elektabilitas Paslon SUWAI terus meningkat jadi sulit dikejar dua paslon lain." "Pergerakan rakyat termasuk kaum ibu-ibu itu sangat masif dan ini juga bisa dilihat dari pergerakan anak muda [Gen Z] yang menunjukkan kenaikan yang terus menerus dan signifikan karena program-program SUWAI sangat merakyat," kata Mudin, salah satu anggota tim pemenangan SUWAI dalam bincang-bincangnya di Pekanbaru belum lama ini.
Mudin yang pernah bersiltaruhmi menemui Cagub Riau Syamsuar di kediaman menyebutkan Kandidat itu sampai kini masih sehat-sehat saja. Jadi Mudin melihat kenaikan elektabilitas paslon SUWAI terakhir ini naik karena programnya lebih merakyat. Menurutnya, kenaikan tersebut juga tidak terlepas dari seringnya Syamsuar-Mawardi turun menemui masyarakat, sehingga dukungan terus mengalir, termasuk dari kalangan ibu-ibu.
"Hal ini pun mengonfirmasi perihal rekap Bawaslu yang menyebutkan Syamsuar-Mawardi menjadi paslon yang banyak melakukan kampanye. Di sela-sela kegiatan senam, berdialog dengan sejumlah warga dan mendengarkan berbagai keluhan dan kendala masyarakat dilapangan terus ditampung dan mereka yang datang menyuarakan keresahan yang dialami.
"Pada seminggu terakhir kita lihat bagaimana dialog antara Syamsuar dan ibu-ibu langsung direspon dan seluruh pertanyaan dapat disampaikan memberikan suatu solusi tentang kehidupan masa depan mereka, Riau menyala, SUWAI yang berpihak pada rakyat kecil," tutur Mudin.
Menurutnya, karakter Syamsuar dan Mawardi singkatan dari [SUWAI] memang energik dan energinya luar biasa, sehingga hal itulah yang membuat partai Golkar dan PKS memberikan kepercayaan untuk maju dalam Pilgub Riau. Paslon ini juga punya komitmen untuk menjadikan Riau sebagai kota global yang ramah lingkungan.
Sementara Pengamat Politik Rawa El Amady pada hari kesempatan didepan media memberi alasan mengapa elektablitas paslon SUWAI tersebut naik.
“Secara teori, sangat-sangat berat mengejar elektabilitas Syamsuar-Mawardi."
"Tetapi tetap saja, di dalam politik segala sesuatu masih bisa terjadi,” kata dia. Rawa El Amady menilai, secara teori, elektabilitas calon gubernur dan wakil gubernur Riau nomor urut 3 sangat berat untuk dikejar dua pasangan calon [paslon] lain di Pilgub Riau 2024. Ia mengatakan Syamsuar-Mawardi telah mencapai batas ambang psikologis elektoral bagi lain, yakni bisa-bisa di angka 50 persen. “Angka itu cukup nyaman bagi pasangan calon petahana. Rasanya, dengan waktu yang tidak sampai dua bulan, berat sekali mengejar elektoral SUWAI seperti itu,” ujar Rawa.
“Kita tahu yang belum menentukan saja hanya di bawah 15 persen. Andaikata angka yang belum menentukan itu diambil semua oleh pasangan calon terdekat dalam hal ini nomor urut 1 dan 2, maka hasilnya juga masih belum sampai mengejar, hanya mengikis selisih angka. Dan undecided voters biasanya juga tersebar ke semua pasangan calon, tidak merujuk ke satu pasangan calon saja,” tuturnya.
Dia menuturkan, meski Syamsuar-Mawardi sudah unggul, dalam politik harus waspada dalam semua hal. Apalagi, pada waktu tinggal 1,5 bulan kedepan juga bukan waktu yang lama.
“Saya rasa ini angka aman, namun tetap harus diwaspadai menjelang Pilkada Riau nggak sampai dua bulan. Ini penting masing-masing kandidat, khususnya Syamsuar-Mawardi, tetap waspada dari pergerakan dua pasangan calon lain. Karena sisa waktu ini akan dimaksimalkan dengan menggenjot kampanye,” katanya. Rawa El Amady mengingatkan agar jangan sampai mengabaikan kantong-kantong suara yang belum kuat, yang masih banyak pemilih mengambangnya.
“Itu PR utama Syamsuar-Mawardi untuk mempertahankan tingkat elektabilitasnya. Kantong-kantong yang perlu diperkuat itu para pemilih pemula, milenial dan gen Z, ini perlu ditekankan karena ceruk suara ini besar. Pasangan calon harus bisa merawat segmen suara ini,” ucapnya. Syamsuar menduduki peringkat teratas dalam kategori calon Pilgub Riau, tetapi ini bukan hanya modal kuantitas popularitas, tapi kualitas popularitasnya juga positif ya, kata Rawa.
“Oleh karena itu, populer saja tidak cukup, citra personal calon juga harus positif,” kata Rawa El Amady. Jadi sepertinya memilih calon pemimpin ditinjau dari hasil nyata kerjanya. Hal ini juga menjadi pertimbangan utama bagi para calon pemilih memberikan suaranya kepada SUWAI, yakni karena dinilai sudah ada bukti nyata atas kepemimpinannya.