Skip to main content
Himpunan Wanita Karya (HWK) Partai Golongan Karya Riau

Himpunan Wanita Karya (HWK) didirikan pada 28 Febuari 1981. Semangat kelahiran HWK didorong oleh keinginan agar wanita memiliki komitmen profesionalisme yang kuat dalam berkarya di segala bidang pembangunan. Komitmen tersebut perlu ditingkatkan. Wanita dapat lebih banyak memiliki kesempatan dalam mengambil peran penting di beberapa ranah produktif.

Musyawarah Nasional (Munas) Pertama HWK pada 11 Nopember 1981 telah menetapkan strategi, pedoman moral dan etika untuk HWK dengan sebutan Nawa Satya Bhakti.

Nawa Satya Bhakti adalah ikrar suci yang diucapkan dalam mengikat pribadi anggota dalam mewujudkan tujuan, fungsi dan tugas pokok HWK.

Nawa Satya Bhakti terdiri dari sembilan (nawa) butir janji luhur (satya) pribadi anggota mengenai etika dan sikap hubungan kepada Tuhan Yang Maha Esa, negara, bangsa, masyarakat, organisasi dan sesama wanita karya.

Nawa Satya Bhakti biasanya diucapkan dalam pengukuhan seorang anggota baru HWK, juga pada saat pelantikan kepengurusan di seluruh jajaran organisasi, serta pada acara Hari Ulang Tahun HWK.

HWK lahir ketika para tokoh wanita Golongan Karya (Golkar) melihat sebagian besar wanita secara fungsional telah tertampung dalam lembaga-lembaga kewanitaan yang ada. Sementara para wanita profesional yang terjun sebagai wanita karier maupun ibu rumah tangga tidak tertampung pada lembaga-lembaga kewanitaan yang ada saat itu. Tokoh-tokoh wanita itu sepakat untuk mendirikan wadah khusus yang menjadi bagian penting dalam gerakan perempuan dan perlindungan anak. Dari sana, berdirilah HWK sebagai ormas wanita yang mandiri.

HWK lahir dari gagasan untuk merekatkan kaum pejuang wanita. Tentu dengan tujuan agar mereka lebih menyadari tentang pentingnya upaya penyatuan pikiran, sikap dan gerak langkah. Peran wanita yang terpinggirkan tidak bisa dihadapi sendirian. Kebersamaan lebih mampu memaksimalkan pencapaian tujuan.

HWK adalah penjalin, pemintal dan penjahit bagi kebersamaan wanita karya dalam mewujudkan karya dan kekaryaan di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagian besar karakter organisasi seperti ini lahir hanya untuk mendapatkan nama dan popularitas saja. HWK sama sekali berbeda.

HWK hadir sebagai wadah penggodokan pemikiran. Banyak ahli pemikir dari berbagai bidang bergabung. Dengan kekuatan itulah dihasilkan kebulatan tekad yang lebih luas lagi, yakni perjuangan untuk kepentingan perempuan Indonesia secara luas. Dari sisi politik, tentulah membantu kemenangan bagi Golkar saat itu. HWK menjadi wadah aspirasi bagi wanita Golkar yang bertujuan menyatukan pikiran dan gerak langkah dalam rangka mensukseskan perjuangan Golkar, tanpa mengurangi eksistensi atau kemandirian kegiatan masing-masing organisasi pendukung.

Dalam perjalanannya, HWK banyak berkontribusi pada pergerakan pembangunan masyakat sampai ke desa. Sehingga, pada 5 tahun pertama HWK berhasil membangun akses jaringan ke 27 propinsi dengan menyelenggarakan pendidikan bagi wanita di tingkat desa sebagai pelaku pembangunan di berbagai sektor.

Proses pencapaian tidak hanya berhenti di lima tahun pertama. Dalam memasuki tahun ke enam, HWK mampu menguatkan tujuannya untuk membantu program pemerintah, terutama di bidang kesejahteraan sosial dengan daerah pedesaan sebagai sasaran utama. Kegiatan-kegiatan itu dilakukan di bidang sosial budaya, sosial ekonomi, dan pendidikan, serta meningkatkan peran wanita dan profesi. Berbagai kerjasama dilakukan oleh HWK untuk mencapai tujuan tersebut, baik dengan pemerintah maupun dengan lembaga dan organisasi sosial kemasyarakatan lainnya, termasuk dengan organisasi wanita asing.

Kilas balik awal itu menunjukkan betapa HWK terlibat sebagai perintis dalam memajukan peranan wanita. Era yang dikenal sebagai emansipasi wanita dalam pembangunan. Gerakan yang jauh melampaui gerakan feminisme yang baru muncul pada tahun 1990 an secara global.

A. VISI
Visi Himpunan Wanita Karya (HWK) adalah membangun Wanita Indonesia yang mampu memberikan karya dan kekaryaan kepada bangsa dan negara Indonesia.

B. MISI
Misi Himpunan Wanita Karya (HWK)  adalah menjadi wadah pergerakan Wanita Indonesia yang berkehendak memberikan karya dan kekaryaannya yang terlepas dari latar belakang suku, agama, daerah, afiliasi politik dan profesi.

C. TUJUAN

Himpunan Wanita Karya (HWK) mempunyai tujuan :

  1. Mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
  2. Mewujudkan masyarakat adil dan makmur merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

D. FUNGSI
Himpunan Wanita Karya (HWK) mempunyai fungsi :

  1. Menyatukan wawasan, sikap, gerak langkah dan peran serta wanita dalam Pembangunan Nasional.
  2. Mengembangkan pemikiran dan konsep nasional dalam rangka peningkatan kualitas dan peran wanita sesuai dengan perkembangan zaman, globalisasi dan reformasi.
  3. Menampung, memadukan, menyalurkan serta memperjuangkan aspirasi wanita dan masyarakat.
  4. Melaksanakan dan memperjuangkan komunikasi timbal balik antar anggota/ pengurus di interen organisasi, antara HWK dengan organisasi kemasyarakatan lainnya, antara HWK dengan organisasi kekuatan sosial politik, dan antara HWK dengan Badan Permusyawaratan/Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah.

E. TUGAS POKOK
Himpunan Wanita Karya (HWK) mempunyai tugas pokok :

  1. Meningkatkan harkat dan martabat Wanita Indonesia sebagai pelaku pembangunan serta meningkatkan pengabdiannya terhadap bangsa dan negara melalui ilmu pengetahuan dan teknologi serta usaha pembinaan keterampilan dan pengembangan anggota.
  2. Menanamkan pengertian dan kesadaran kepada masyarakat tentang hak, kewajiban, kesempatan dan kedudukan yang sama antara pria dan wanita sebagai mitra sejajar yang harmonis dan berperan dalam pembangunan negara.
  3. Meningkatkan pemberdayaan Wanita Indonesia dalam pembangunan nasional sesuai fungsi dan profesi masing-masing.
  4. Melaksanakan kaderisasi secara terus menerus untuk kepentingan organisasi pada khususnya bangsa dan negara pada umumnya.
  5. Melaksanakan kaderisasi secara terus menerus untuk kepentingan organisasi pada khususnya bangsa dan negara pada umumnya.